bajalinks.com – Menteri Agraria dan Tata Ruang, Nusron Wahid, mengungkapkan bahwa banjir yang melanda beberapa wilayah di Sumatera dan Aceh disebabkan oleh hilangnya pohon, yang mengakibatkan berkurangnya ruang resapan air. Menurut Nusron, kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya banjir besar di daerah tersebut.
Dalam pernyataan resminya, Menteri Nusron menyatakan pentingnya evaluasi menyeluruh terkait pemanfaatan ruang di kawasan tersebut agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Ia menjelaskan, “Problem utama banjir di Sumatera adalah tingginya debit air yang tidak memiliki penyangga serapan yang memadai. Penyangga serapan yang dulunya didukung oleh tumbuhan dan pohon-pohon kini hilang.”
Nusron menekankan bahwa adanya kawasan hijau yang terjaga sangat vital sebagai penyangga alami untuk menampung air. Oleh karena itu, ia menyerukan perlunya pemulihan ruang yang telah beralih fungsi menjadi area penggunaan lain agar dapat ditanami kembali pohon-pohon, guna meningkatkan daya serap air tanah.
Pemerintah berkomitmen untuk melakukan evaluasi menyeluruh mengenai tata ruang di Sumatera sebagai langkah dasar dalam penyusunan kebijakan yang lebih adaptif terhadap potensi bencana. Kebijakan baru ini diharapkan dapat memberikan perlindungan yang lebih baik bagi daerah yang rentan terhadap bencana alam, seperti banjir.
Dengan perhatian yang meningkat terhadap masalah ini, diharapkan langkah-langkah strategis dapat segera diambil untuk mengatasi dampak lingkungan yang telah terjadi dan mencegah terjadinya banjir yang lebih parah di masa mendatang.