bajalinks.com – Rupiah menunjukkan penguatan signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang pekan ini, kembali bertahan di bawah level psikologis Rp16.600 per dolar AS. Berdasarkan data yang dihimpun pada penutupan perdagangan Jumat (3/10/2025), nilai tukar Rupiah ditutup di level Rp16.563 per dolar AS, meningkat 0,21 persen. Secara kumulatif, dalam sepekan, Rupiah berhasil menguat 1,05 persen dari posisi sebelumnya yang tercatat di Rp16.738.
Bank Indonesia (BI) juga mencatat pergerakan positif, dengan nilai tukar Rupiah menguat tipis 0,0060 persen ke posisi Rp16.611 per dolar AS, tercatat melalui Jisdor BI. Dalam seminggu terakhir, Rupiah menunjukkan kenaikan 0,98 persen dari level Rp16.775 sebelumnya. Pada perdagangan Kamis (2/10/2025), Rupiah ditutup di angka Rp16.580, namun pada Jumat pagi mengalami sedikit penurunan menjadi Rp16.610.
Penguatan Rupiah ini turut berdampak pada pasar obligasi negara, dengan yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun menurun dari 6,32 persen menjadi 6,30 persen. Ibrahim Assuaibi, pengamat mata uang dan komoditas, menilai bahwa penguatan ini dipicu oleh faktor internal, terutama inflasi yang terjaga dalam sasaran BI 2,5 ± 1 persen. Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan inflasi pada September 2025 tercatat 0,21 persen dalam basis bulanan, sehingga inflasi tahunan mencapai 2,65 persen.
Kondisi tersebut memberikan optimisme di pasar, dan penguatan Rupiah diharapkan dapat berlanjut jika faktor-faktor ekonomi domestik tetap stabil.